Jumat, 24 Februari 2012

PERINTAH BIRRUL WALIDAIN DALAM AL QURAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pendidikan karakter merupakan sebuah pendidikan yang sangat di galakan baru-baru ini baik di dalam sebuah lembaga pesantren maupun lembaga pendidikan luar pesantren, hal ini di karenakan budi pekerti yang baik yang berkembang di Indonesia lambat laun semakin terkikis dengan adanya perkembangan kemajuan zaman baik dalam bidak teknologi, dengan adanya alat-alat elektronik dan dengan masuknya budaya-budaya yang kurang baik dari Negara tetangga.
Al qur’an merupakan kitab yang allah turunkan kepada nabi Muhammad dengan perantaraan malaikat jibril merupakan suatu petunjuk bagi semua umat manusia, baik petunjuk dalam masalah urusan dunia, urusan agama, dan masalah urusan bergaul dalam kehidupan sehari-hari, baik dengan keluarga, orang tua, dan masyarakat luas. Oleh karenanya dalam ayat-ayat al qur’anpun terdapat sebuah nilai pendidikan karakter yang perlu di pelajari oleh seluruh manusia pada umumnya dan umat islam pada khususnya.
Dalam makalah ini akan di jelaskan tentang kandungan sebuah ayat alqur’an tentang perintah berbuat baik kepada orang tua dan larangan berbicara kasar terhadap keduanya.

B.     Tujuan Penulisan makalah
1.       Agar setiap individu dapat meyakini kewajiban berbakti kepada kedua orang tua
2.       Agar setiap individu dapat memahami batasan berbakti kepada kedua orang tua
3.       Sebagai motivasi untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ayat al qur’an tentang perintah berbuat baik kepada kedua
Perintah untuk berbuat baik kepada kedua orangtua dalam Al-Quran kurang lebih berulang sebanyak 13 kali. Seperti surah Al-Baqarah, ayat 83, 180 dan 215, An-Nisa ayat 36, An-An’am: 151, Isra: 23 dan 24, Al Ahkaf: 15, Al Ankabut: 8, Luqman: 14, Ibrahim: 41, An Naml: 10 dan surah Nuh: 28. Jika melihat dari ayat-ayat tersebut, setidaknya kita bisa mengklasifikasikan ada 6 macam bentuk perintah Allah SWT untuk berbuat baik kepada kedua orangtua.
4Ó|Ós%ur y7/u žwr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$­ƒÎ) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8yYÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2 
Artinya :
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Qs. Al-Israa: 23)
Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi penghormatan dan pemuliaan kepada kedua orangtua. Apapun bentuk pelecehan dan sikap merendahkan orangtua maka Islam lewat pesan-pesan moralnya telah melarang dan mengharamkannya. Bahkan durhaka kepada kedua orangtua termasuk diantara dosa-dosa besar yang dilarang keras. Dengan melihat ayat di atas, terutama pada frase, wa laa taqullahumaa uffin, janganlah kamu mengatakan kepada keduanya, perkataan ah menunjukkan untuk bentuk pelecehan dan sikap merendahkan kedua orangtua yang paling kecil sekalipun Islam tidak luput untuk memberikan penegasan atas pelarangannya.
Birrul Walidain berasal dari dua kata, birru dan al-walidain. Imam Nawawi ketika mensyarah Shahih Muslim memberi penjelasan, bahwa kata-kata Birru mencakup makna bersikap baik, ramah dan taat yang secara umum tercakup dalam khusnul khuluq (budi pekerti yang agung). Sedangkan, walidain mencakup kedua orangtua, termasuk kakek dan nenek. Jadi, birrul walidain adalah sikap dan perbuatan baik yang ditujukan kepada kedua orangtua, dengan memberikan penghormatan, pemuliaan, ketaatan dan senantiasa bersikap baik termasuk memberikan pemeliharaan dan penjagaan dimasa tua keduanya.
Pertama, dalam bentuk perintah untuk berbuat baik dengan sebaik-baiknya, seperti dalam surah Al-Isra ayat 23 dan 24. Termasuk dalam hal ini, memberikan penjagaan dan pemeliharaan di hari tua keduanya dan mengucapkan kepada keduanya perkataan yang mulia.
Kedua, dalam bentuk wasiat. Allah SWT berfirman,
$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ $YZó¡ãm (
Dan Kami berwasiat kepada manusia untuk (berbuat) kebaikan kepada dua orang tuanya. (Qs. Al-Ankabut: 8).
Begitupun pada surah Al-Ahqaf ayat 15, Allah SWT berfirman :
$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ $·Z»|¡ômÎ) ( çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $\döä. çm÷Gyè|Êurur $\döä. (
“ Kami wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula)”. ( Qs. Al-Ahqaf : 15)
Ketiga, dalam bentuk perintah untuk bersyukur. Allah SWT berfirman :
Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$#
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, karena hanya kepada-Ku-lah kembalimu. (Qs. Luqman: 14).
Keempat, perintah untuk mendoakan kedua orangtua. Allah SWT berfirman,
ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u­/u #ZŽÉó|¹ 
“ Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, Wahai Tuhan-ku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku pada waktu kecil” (Qs. Al-Israa: 24).
Mendoakan kedua orangtua adalah tradisi para Anbiyah as. Nabi Ibrahim as dalam do’anya mengucapkan,
$oY­/u öÏÿøî$# Í< £t$Î!ºuqÏ9ur tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9ur tPöqtƒ ãPqà)tƒ Ü>$|¡Åsø9$# ÇÍÊÈ  
“ Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat )”. (Qs. Ibrahim: 41)
Begitu juga Nabi Nuh as, dalam lantunan do’anya, beliau berujar,
Éb>§ öÏÿøî$# Í< £t$Î!ºuqÏ9ur
“ Ya Tuhan-ku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku..” (Qs. Nuh: 28).
B.     Penjelasan ayat
Pertama, pada surat al isra ayat 23 mengandung maksud bahwasanya orang tua adalah merupakan orang yang keberasaannya selalu harus di hormati dan di junjung tinggi, seorang anak hendaknya memuliakan orang tua tanpa ada batas, seorang anak juga hendaknya tidak mengucapkan kata-kata yang dapat menyakiti hati keduanya.
Pada ayat di atas terdapat kata-kata “janganlah sesekali kamu mengucapkan kata ah kepada keduanya” kata-kata ini mengandung arti bahwasannya sesuatu yang bersifat remeh dan kecilpun tidak boleh di ucapkan oleh seorang anak kepada orang tua apalagi yang lebih besar dari kata-kata ah.
Oleh karena itu hendaklah seorang anak menjaga sikapnya kepada kedua orang tua baik ketika berada di hadapannya maupun tidak.

Kedua, pada surat al ankabut ayat 8 dan surat al ahqaf ayat 15 Allah memberikan wasiat kepada manusia agar selalu berbuat baik kepada kedua orang tua. Ayat ini kemudian diteruskan dengan kata-kata “ yang telah mengandungmu dengan susah payah dan melahitkanmu dengan susah payah pula “.
Pada umumnya wasiat adalah sebuah pesan yang biasa di ucapkan oleh seseorang yang sedang dalam keadaan sakit yang di mungkinkan umurnya akan selesai sampai situ dan wasiat ini juga biasanya dipesankan kepada orang-orang yang paling di sayangi oleh sang mayyit. Dengan demikian bisa di ambil sebuah kesimpulan bahwa betapa sayangnya Allah kepada manusia oleh karenanya Allah berpesan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Karena dengan jalan berbuat baik kepada kedua orang tua manusia akan dapat memasuki surganya.
Hal ini sebagaimana sabda nabi saw  yang Diriwayatkan Abu Abdurrahman Abdullah ibnu Mas’ud RA :
“Aku bertanya kepada Nabi SAW, “Apa amalan yang paling disukai oleh Allah SWT?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku bertanya lagi,“Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Birrul walidain.” Kemudian aku bertanya lagi, “Seterusnya apa?” Beliau menjawab, “Jihad fi sabilillah.”
Hadits di atas menerangkan bahwa salah satu jalan yang mengantarkan manuisa ke surga adalah birrul walidain.

Ketiga, Allah memerintahkan kepada manusia untuk bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orang tua, maksudnya selain manusia harus mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada manusia secara langsung manusia juga di perintahkan untuk mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepada manusia lewat perantaraan orang tua.
Dalam hal ini orang tualah yang telah mengandung setiap umat manusia selama 9 bulan dengan susah payah, kemudian melahirkannya pun dengan mempertaruhkan nyawa, serta mengasuh dan membesarkannya hingga manusia itu menjadi dewasa.

Keempat, Allah memerintahkan manusia untuk senantiasa mendo’akan kedua orang tua sebagaimana orang tua juga telah mendo’akan manusia dari mulai masih berada di dalam kandungan sang ibu dan sampai kapanpun.
Sebagai seorang anak, tentu tidak akan mampu membalas seluruh apa yang telah di berikan oleh kedua orang tua kepada anaknya, oleh karena itu merupakan sebuah pahala yang nantinya akan memperoleh nilai pahala yang tidak akan putus adalah do’a seorang anak kepada kedua orang tuanya sebagaimana di sebutkan dalam satu hadits :
اذامات ابن ادم انقطع عمله الا من ثلاث صدقة جارية او علم ينتفع به او ولد صالح يدعوا له
Artinya :
“ ketika anak manusia telah mati maka akan terputus pula amalnya kecuali tiga hal yaitu Shodaqoh jariyyah, Ilmu yang bermanfaat, Do’a anak yang sholih “
Sebuah tradisi seorang anak mendo’akan kedua orang tuanya ternyata bukanlah terjadi pada masa abad 21 saja, akan tetapi tardisi ini juga telah di lakukan oleh para nabi terdahulu.
C.    Hukum Birrul Walidain
Para ulama sepakat bahwa hukum Birrul Walidain adalah fardhu (wajib) bagi setiap individu.
Allah memerintahkan untuk berbuat baik pada kedua orang tua seiring dengan perintah untuk mentauhidkan dan beribadah kepada-Nya, ini menunjukkan betapa besarnya hak ibu-bapak. Ayat ini juga menjelaskan bahwa pemeliharaan kedua orang tua yang telah memasuki usia lanjut merupakan tanggung jawab sang anak. Sang anak pun dilarang mengucapkan keluhan atau keengganan secara halus, apalagi kata-kata kasar secara langsung. Sang anak harus rendah hati terhadap keduanya dan mendoakan keduanya baik semasa hidupnya mereka ataupun sesudah meninggalnya.









BAB III
KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat penulis tarik kesimpulan bahwa :
1.      birrul walidain merupakan suatu tindakan yang terpuji yang harus di miliki oleh setiap individu manusia. Hal ini di karenakan manusia adalah makhluk yang kehidupannya di dunia melalui proses yaitu berada di dalam kandungan dan kemudian di lahirkan oleh ibu dengan penuh susah payah.
2.      Perintah untuk berbuat baik kepada kedua orangtua dalam Al-Quran kurang lebih berulang sebanyak 13 kali. Seperti surah Al-Baqarah, ayat 83, 180 dan 215, An-Nisa ayat 36, An-An’am: 151, Isra: 23 dan 24, Al Ahkaf: 15, Al Ankabut: 8, Luqman: 14, Ibrahim: 41, An Naml: 10 dan surah Nuh: 28. Jika melihat dari ayat-ayat tersebut, setidaknya kita bisa mengklasifikasikan ada 6 macam bentuk perintah Allah SWT untuk berbuat baik kepada kedua orangtua.
3.      Beberapa jenis konsep atau bentuk perintah Allah kepada umat manusia dalam berbakti kepada orang tua di antaranya :
a.      Dalam bentuk perintah untuk berbuat baik dengan sebaik-baiknya, seperti dalam surah Al-Isra ayat 23 dan 24. 
b.      Dalam bentuk wasiat sebagaimana firman Allah swt dalam surat Al-Ankabut ayat 8 dan Al-Ahqaf ayat 15
c.       Dalam bentuk perintah untuk bersyukur sebagaimana firman Allah SWT dalam surat luqman ayat 14
d.      Perintah untuk mendoakan kedua orang tua sebagaimana firman  Allah SWT dalam surat Al-Israa ayat 24, surat Ibrahim ayat 41 dan surat nuh ayat 28